TINGKATKAN KAPASITAS PENYULUH, BSIP BANTEN DISEMINASIKAN PADI BIOSALIN DI SOBANG-PANDEGLANG
BSIP Banten melakukan diseminasi Padi Biosalin pada
Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian, APBD 2024 - Dinas Pertanian Provinsi Banten. BSIP Banten yang diwakili oleh Kartono, SP, M.Si bertindak sebagai narasumber acara dengan memberikan materi "Mengenal Biosalin 1 dan 2 Mendukung Provitas Padi Terdampak Cekaman Salinitas".
Acara diawali dengan Sambutan dari Dinas Pertanian Kab. Pandeglang (Bambang, SP) yang menyampaikan bahwa Pihaknya menyambut baik kegiatan ini karena bila berhasil maka sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi padi di Pandeglang, apalagi sebagian besar lahan persawahan Pandeglang berdekatan dengan pantai seperti di wilayah selatan: Cikeusik, Panimbang, Patia, dan Sobang. "Sungai di wilayah tersebut dialiri dua sungai besar, yaitu Sungai Ciliman dan Cilemer. Jika kegiatan ini berhasil, maka permasalahan air yang terdampak intrusi air laut akan bisa teratasi" ucap Bambang.
Selanjutnya dari pihak penyelenggara acara, Dinas Pertanian Provinsi Banten yang diwakili Suyatno,SP menyampaikan bahwa kegiatan ini akan dilakukan melalui metode kaji terap. Setelah berhasil, maka akan dilakukan pengembangan berikutnya ke lokasi-lokasi lahan yang berdekatan dengan wilayah laut. Terdapat 5 lokasi di Provinsi Banten untuk pelaksanaan kegiatan kaji terap Biosalin, yaitu Kec. Carita, Kec. Sobang, Kec. Mauk, Kec. Wanasalam, dan Kec. Malingping. Jika berhasil, maka akan terwujud peningkatan luas tanam dan produksi.
Sementara itu, Rahmah Kurniasih, SP, M.Si juga dari Distan Provinsi Banten menyampaikan bahwa Kegiatan Pengembangan Biosalin di Kab. Pandeglang dilakukan di dua lokasi, yaitu di lahan sawah BPP Sobang dan lahan petani di Kec Carita. Progres report perkembangan kegiatan untuk kedua lokasi tersebut diharapkan tiap pekan dilakukan sesuai dengan format kerja yang sudah ditentukan.
Pada lokasi-lokasi pengembangan Biosalin tersebut, BSIP Banten menjadi bagian Tim yang dibentuk oleh Distan Provinsi Banten untuk mengawal dan mendampingi kegiatan Kaji Terap.
Kartono, SP, M.Si dari BSIP Banten menyampaikan pokok-pokok materi sebagai berikut: 1) Kegiatan ini akan dilakukan melalui metode kaji terap (mengkaji teknologi yang bisa diterapkan), yang wajib melibatkan petani dan penyuluh, 2) Lahan salin ada yang bersifat sementara dan ada yang permanen. Jika sementara, berarti bisa tercuci oleh air hujan. Namun bila terserap di air tanah, makan akan bersifat permanen, 3) Kadar garam yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman minimal pada ukuran EC 0.75 -1.5 dS/m dan TDS PPM : 500 -1000 mg/L. Yang tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman pada ukuran EC lebih kecil dari 0.75 dan TDS PPM 500 mg/L, 4) Gejala keracunan garam pada tanaman padi: ujung daun tanaman berubah warna putih, warna daun pucat, kekuningan, atau putih kekuningan sebagai akibat rusaknya klorof, pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil), anakan berkurang, tanaman tumbuh tidak merata (sebagian tumbuh dan sebagian mati), dan salinitas sering bersamaan dengan terjadinya kekurangan unsur P, Zn, , Fe, Bo, 5) Pengaruh cekaman salin pada berbagai stadia pertumbuhan, 6) Upaya peningkatan provitas di lahan terdampak cekaman salin, yaitu dengan: penggunaan VUB toleran salin dan pengelolaan lahan salin, keduanya harus dilakukan karena saling mendukung, 7) VUB Biosalin 1 Agritan berasal dari persilangan Iradiasi kalus Varietas Ciherang dengan sinar Gamma 22.468Gy, bersifat toleran terhadap cekaman salinitas, berumur sedang, yaitu 113 hari, tinggi tanaman sekitar 104 cm, tipe tanaman tegak, jumlah gabah isi per malai 151 butir, jumlah anakan 15 anakan, berat 1000 butir sekitar 23.9 gram, memiliki mutu beras yang baik, tekstur nasi pulen, potensi hasil 8.75 ton/hektar dengan rata-rata hasil di sawah dengan cekaman salinitas berkisar 7,16 ton/hektar. VUB ini agak tahan terhadap hama: AT WBC 1, AR WBC 2, dan 3, dan tahan penyakit AT HDB IV, agak tahan balas ras 033 dan 133, VUB Biosalin 2 Agritan, berasal dari persilangan Iradiasi kalus Varietas Inpari 13 dengan Sinar Gamma 23, 124 Gy, toleran terhadap cekaman salinitas, berumur genjah yaitu 107 hari, tinggi tanaman sekitar 109 cm, tipe tanaman tegak, jumlah gabah isi per malai sekitar 177 butir, jumlah anakan sekitar 15 anakan, memiliki mutu beras yang baik, tekstur nasi sedang, kadar amilosa 20.57 %, berat 1000 butir sekitar 24 24 gram, potensi hasil 9,06 ton/hektar dengan rata-rata hasil 7,62 ton/hektar. VUB ini bereaksi moderat terhadap virus tungro, agak tahan terhadap wereng batang cokelat 1, 2, dan 3, agak tahan terhadap hawar daun bakteri IV, agak tahan blas ras 073, dan AT 033.
Selanjutnya, diskusi yang digelar pada sesi berikutnya mewarnai interaksi yang cukup baik antara narasumber dengan peserta. Diskusi ini merupakan bentuk pendalaman materi sehingga narasumber bisa mengetahui sejauhmana peserta memahami materi yang disampaikan.
Sesi terakhir dilakukan "Ekspose Perkembangan Kegiatan Kaji Terap Biosalin di Lahan Sawah BPP Sobang" oleh Ombi Rombli, SP, Korluh BPP Sobang. Disampaikan bahwa wilayah yang memungkinkan penanaman Biosalin adalah Desa Teluk Lada yang ada di bantaran Sungai Ciliman, jika kemarau maka alirannya terbalik dari hilir ke hulu, air asin (laut) masuk atau terjadi instruksi air laut. Lokasi demplot Biosalin berada di Poktan Sri Kencana, Desa Teluklada Kec. Sobang (belakang BPP). Jarak lahan ke Sungai Ciliman sekitar 410 m.